Jumat, 18 November 2016

Meningkatkan Motivasi Membaca Nyaring dengan Buku Cerita Bergambar


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Di Indonesia, pendidikan sangat diutamakan karena memiliki peranan yang sangat penting terhadap terwujudnya peradaban bangsa yang bermartabat. Begitu pentingnya sehingga tujuan pendidikan telah diatur dengan jelas dalam Undang- Undang,  sebagaimana disebutkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,  Republik Indonesia (2005: 8).
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi murid agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

            Merujuk pada fungsi pendidikan nasional, disimpulkan bahwa pendidikan merupakan jalan pembentukan dan pengembangan potensi murid untuk kemudian mengabdikan diri pada agama dan bangsa. Salah satu unsur penting dalam upaya pencapaian fungsi pendidikan nasional tersebut adalah maksimalisasi proses pembelajaran di sekolah pada setiap jenjang pendidikan.
Di Indonesia, ada beberapa materi pelajaran yang utama diajarkan pada murid, salah satu di antaranya adalah bahasa Indonesia. Fokus utama tujuan pengajaran bahasa Indonesia meliputi empat aspek keterampilan yaitu keterampilan membaca, keterampilan menyimak, keterampilan menulis dan keterampilan berbicara. Keterampilan membaca sudah harus ditumbuhkembangkan pada diri murid sejak usia dini. Megawangi (2007: 30) mengemukakan bahwa pendidikan untuk usia dini (TK dan SD) adalah masa-masa paling kritis dalam membangun fondasi.
            Berdasarkan pengamatan penulis di kelas I SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa proses pembelajaran murid masih terpusat pada guru, hal ini dikarenakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khusunya bahasa Indonesia, guru cenderung masih menggunakan metode ceramah yang sesekali diselingi dengan tanya jawab tanpa adanya penggunaan media sehingga proses pembelajaran menjadi monoton.
            Sistem pembelajaran yang cenderung menggunakan metode yang sifat komunikasinya satu arah dan tidak dikemas secara menarik ini bukan hanya akan membuat pembelajaran menjadi monoton, tetapi juga akan membuat murid merasa jenuh dan mudah bosan sehingga murid kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran.
             Berdasarkan observasi awal di kelas I SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa pada 2 April 2013, masih terdapat murid yang kurang termotivasi membaca nyaring. Hal ini dapat terlihat saat praktik membaca, murid tidak fokus dan melakukan aktivitas lain di luar pembelajaran, seperti bermain, bercerita, izin keluar kelas, bahkan ada yang menolak untuk membaca. Adapun murid yang bersedia membaca, kebanyakan tidak menguasai tanda baca, intonasi, dan kejelasan suara sehingga bagi sebagian besar murid Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang relatif sulit. Hasilnya terlihat pada pencapaian KKM dengan standar nilai 72 hanya 15 orang murid dari 27 jumlah murid keseluruhan yang mencapai target.    
            Irmin (2004: 1) dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru yang Dapat Digugu dan Ditiru mengatakan bahwa pendidik atau guru adalah potret yang selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dari upaya mencerdaskan bangsa. Diakui atau bahkan dilupakan, guru adalah salah satu komponen pencipta peradaban. Sejalan dengan hal tersebut, Usman (2004: 1) memberikan arahan bahwa dalam mewujudkan perubahan intelektual pada diri murid, guru diharapkan mampu memotivasi murid, dalam hal ini memotivasi untuk membaca nyaring dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Memacu diri menjadi guru yang berkualitas perlu didasari oleh niat yang tepat. Djamarah (2005: 2) menyatakan bahwa menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi menjadi guru berdasarkan pada panggilan jiwa atau tuntutan hati nurani adalah tidak mudah, karena kepadanya lebih banyak dituntut pengabdian kepada murid daripada tuntutan pekerjaan dan material oriented.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, guru hendaknya memaksimalkan diri dalam mengelola kelas pembelajaran dengan memberikan model belajar yang sesuai dengan tujuan dan materi yang diajarkan. Salah satu model belajar yang tepat untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif adalah penggunaan media. Dengan media pembelajaran yang menarik maka murid akan termotivasi dalam belajar
Anak usia dini memiliki daya fantasi yang sangat tinggi, terkait dengan upaya meningkatkan motivasi membaca nyaring murid maka perlu menggunakan media yang dapat menyalurkan imajinasi yang kreatif. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan
adalah media buku cerita bergambar. Guru bisa menggunakan buku cerita bergambar yang lucu. Hal itu tentu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi murid. Dalam diri murid akan timbul rasa ingin tahu untuk mengetahui maksud dari gambar yang tertera. Dengan demikian kegiatan membaca nyaring di kelas akan terlaksana dengan baik.
            Berdasarkan hal-hal yang telah diungkapkan di atas, penulis  berkeinginan untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Penggunaan Media Buku Cerita Bergambar dalam Meningkatkan Motivasi Membaca Nyaring Murid Kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa.
B.     Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah, penulis mengidentifikasikan masalah  rendahnya motivasi membaca murid disebakan kurang inovatifnya strategi pembelajaran yang diterapkan di kelas, di antaranya tidak dipergunakannya media pembelajaran yang tepat. Guru terkesan menyelenggarakan proses pembelajaran secara sangat standar sesuai dengan bahan yang tersedia. Anak usia sekolah dasar kelas 1, belajar dengan nuansa serius sebuah momok yang dikhawatirkan mengikis motivasi belajar murid, mereka cenderung lebih termotivasi belajar jika disajikan pelajaran dengan menggunakan media yang menarik.
C.    Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah tentang rendahnya motivasi membaca murid dalam pelajaran Bahasa Indonesia murid Kelas I SDN Paccinongan Unggulan  Kabupaten Gowa, penulis menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan media berupa buku cerita bergambar. 
D.    Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan alternatif pemecahan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peningkatan motivasi membaca nyaring murid Kelas I SDN Paccinongan Unggulan  Kabupaten Gowa melalui pembelajaran dengan menggunakan media buku cerita bergambar?
E.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan bagaimanakah peningkatan motivasi membaca nyaring murid kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan Gowa  dengan pemanfaatan media berupa buku cerita bergambar?
F.   Manfaat Penelitian
1.    Manfaat Teoretis
            Penelitian yang baik adalah penelitian yang dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Melalui penelitian ini, diharapkan beberapa manfaat dapat dirasakan di antaranya adalah dengan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan sehingga murid termotivasi dalam belajar.
2.    Manfaat Praktis
a.    Bagi siwa, pengalaman membaca dengan penggunaan media buku cerita bergambar akan menjadi pengalaman yang sangat bermakna dan menyenangkan sehingga motivasi dan hasil belajar murid dapat meningkat.
b.    Bagi guru, pengalaman mengajar membaca dengan menggunakan media pembelajaran berupa buku cerita bergambar dapat dikembangkan dan divariasikan dengan berbagai macam pendekatan sehingga tercipta lingkungan pembelajaran yang kondusif yang manfaatnya akan dirasakan bersama.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Teori Pendukung dan Penelitian yang Relevan
Dalam penyusunan sebuah karya ilmiah, diperlukan berbagai dukungan teori dan penelitian terdahulu yang relevan sebagai rujukan terhadap penelitian yang hendak disusun, dalam hal ini yang terkait dengan penggunaan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan motivasi membaca nyaring murid. Adapun teori baik dari karya ilmiah yang relevan maupun buku yang penulis kutip adalah sebagai berikut:
1.    Teori Pendukung
Safei (2011: 1) mengatakan bahwa tingkat keefektifan pembelajaran di sekolah salah satunya dipengaruhi oleh kemampuan guru menerapkan asas kekonkretan dalam mengelola proses pembelajaran. Maksudnya guru harus mampu menjadikan apa yang diajarkannya sebagai sesuatu yang konkret(nyata) sehingga mudah dipahami oleh murid. Hal ini sesuai dengan tingkat perkembangan usia murid. Untuk mewujudkan asas kekonkretan dalam pembelajaran di sekolah dibutuhkan adanya media pembelajaran yang tepat.
Heinich (1993) dalam Safei (2011: 4-5) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan(a source) dengan penerima pesan(a receiver). Heinich mencontohkan media ini , seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer dan instruktur. Contoh media tersebut dapat dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
Sudjana (1988) dalam Rohani (2004)  menjelaskan bahwa  strategi mengajar/pengajaran adalah taktik  yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar  (pengajaran) agar dapat mempengaruhi  para murid untuk dapat mencapai tujuan pengajaran  secara lebih efektif dan efisien.
Wright (2005) menyebutkan beberapa kelebihan gambar  untuk digunakan dalam pembelajaran, diantaranya adalah gambar dapat memotivasi murid untuk fokus pada pelajaran dan mengambil peran di kelas; Gambar dapat menstimulasi dan menyediakan informasi sebagai bahan referensi dalam percakapan, diskusi, dan bercerita.
Sudjana dan Ahmad Rivai (2009: 2) menggambarkan mengenai nilai dan manfaat media pembelajaran. Mereka berpendapat bahwa media pengajaraan diharapkan dapat mempertinggi proses belajar murid dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapakan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya
 Disamping dukungan teori dari beberapa referensi buku di atas, penulis melengkapi kajian pustaka ini dengan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang penulis akan lakukan.
2.    Relevansi Penelitian Sebelumnya
Zainab, dengan identifikasi gambar secara teliti didukung kemampuan murid membaca cerita pendek dan bimbingan guru selama kegiatan berlangsung maka terjadi peningkatan pada hasil belajar murid kelas 1 MI al Islamiyah. Untuk membantu murid membaca cerita pendek, sebaiknya guru memanfaatkan buku cerita bergambar big book dalam pelajaran membaca cerita pendek agar kemampuan murid dapat meningkat.
Karmila (2008) dalam penelitian skripsinya menemukan temuan bahwa penggunaan media gambar dalam aktivitas pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan mengungkapkan pendapat murid.
Hidayat (2008) telah melakukan penelitian dengan menggunakan gambar untuk meningkatkan kemampuan berbicara murid. Dia mengatakan bahwa gambar dapat memacu kemajuan murid setelah diberikan tindakan
Penulis menambahkan kajian pustaka dengan memberikan gambaran singkat mengenai teori motivasi membaca dan media buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran.
1.    Konsep Motivasi Membaca
Gambrell dkk (1996: 518) mengemukakan pandangan tentang motivasi membaca sebagaimana penulis kutip dalam tulisan berikut.
Teacher have long recognized that motivation is the heart of many of the perpasive problems we face in teaching young children to read. In a study conducted by Veenman (1984) teachers ranked motivating students as one of their prymary and over reading concern. A more recent national survey of teachers also revelead that”creating interest of reading” was rated as the most important area for future research.   

Gambrell dkk mengemukakan bahwa guru telah mengenal bahwa motivasi adalah sebuah masalah besar yang dihadapi guru dalam mengajar murid pada pelajaran membaca. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Veenman ditemukan bahwa memotivasi murid merupakan salah satu fokus perhatian yang penting.  Dalam sebuah survei nasional ditemukan bahwa menciptakan minat membaca merupakan hal yang sangat penting untuk diteliti.
Masih tulisan Gambrell dan Rose Marie Codling dalam literatur lain mengatakan bahwa memotivasi murid untuk membaca, merupakan sebuah fokus dan tanggung jawab besar bagi guru di sekolah dan orang tua. Penulis sepakat dengan pendapat tersebut bahwa orang tua dan guru mengemban tanggung jawab yang besar dalam upaya meningkatkan motivasi membaca murid.
(Hurlock. 1978:114) dalam Sri Munanti (2012) dalam skripsinya yang berjudul Upaya Meningkatkan Minat Baca Melalui Media Gambar Pada Anak Kelas B TK Mardirahayu menjelaskan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasaan. Bila kepuasaan berkurang, minat pun berkurang. Setiap minat memuaskan kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut.
Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa motivasi membaca terkandung unsur perhatian, kemauan, dorongan dan rasa senang untuk membaca. Perhatian bisa dilihat dari perhatiannya terhadap kegiatan membaca, mempunyai kemauan yang tinggi untuk membaca, dorongan dan rasa senang yang timbul dari dalam diri maupun dari pengaruh orang lain. Semua itu merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap.
2.    Media Buku Cerita Bergambar
Buku cerita bergambar merupakan sesuatu yang tidak asing dalam kehidupan anak-anak. Di samping itu, buku adalah sebuah media yang baik bagi anak-anak untuk belajar membaca. Buku cerita bergambar merupakan kesatuan cerita disertai dengan gambar-gambar yang berfungsi sebagai penghias dan pendukung cerita yang dapat membantu proses pemahaman terhadap isi buku tersebut. Melalui buku cerita bergambar, diharapkan pembaca dapat dengan mudah menerima informasi dan deskripsi cerita yang hendak disampaikan.
Untuk anak usia dini, alangkah baiknya jika dikenalkan buku cerita bergambar yang sesuai dengan usia mereka untuk membantu perkembangannya. Pada saat usia dini, perkembangan otak murid berkembang secara pesat, sehingga murid harus senantiasa dimotivasi untuk selalu belajar dan media pembelajaran membaca nyaring yang efektif adalah melalui buku cerita bergambar.
Penulis mengutip dari sebuah situs internet tentang pentingnya cerita bergambar yang ditulis oleh Mitchell (dalam Nurgiantoro, 2005:159) yaitu sebagai berikut:
1.    Membantu perkembangan emosi anak.
2.     Membantu anak belajar tentang dunia dan keberadaannya.
3.    Belajar tentang orang lain, hubungan yang terjadi dan pengembangan perasaan.
4.     Memperoleh kesenangan.
5.     Untuk mengapresiasi keindahan, dan
6.     Untuk menstimulasi imajinasi.
B.  Kerangka Pikir
Pokok masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah penggunaan media buku cerita bergambar dalam meningkatkan motivasi membaca murid Kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa. Dalam undang- undang tentang SPN telah disebutkan tujuan pendidikan, namun disayangkan realita di lapangan tujuan pendidikan tersebut masih jauh dari jangkauan.
Guru sebagai fasilitator pendidikan hendaknya kreatif dalam menciptakan iklim menyenangkan dalam kelas pembelajaran. Guru perlu untuk mengembangkan berbagai macam strategi dalam rangka upaya meningkatkan motivasi membaca murid, terlebih bagi murid sekolah dasar yang masih melekat dalam jiwa mereka dunia hiburan.
Bahasa Indonesia pada dasarnya adalah mata pelajaran yang banyak digemari murid. Hanya saja kadang kala terkendala pada ketidakmampuan murid untuk membaca, terutama bagi murid kelas 1 SD. Akibat dari ketidakmampuan tersebut adalah murid menjadi kurang termotivasi untuk membaca. Oleh sebab itu, penulis mencoba mengembangkan strategi penggunaan media buku cerita bergambar dengan sudut pandang bahwa anak usia dini, cenderung menyukai gambar daripada nyanyian dan tulisan.
Bagan 1. Kerangka Pikir
              Pembelajaran Bahasa Indonesia
 


Idealitas:                                           Realitas:
Proses pembelajaran aktif                 Proses pembelajaran pasif
dan menyenangkan                           dan membosankan
 


Pemanfaatan Media Buku Cerita Bergambar dalam proses pembelajaran
                                                                        
Motivasi membaca murid Kelas 1
SDN Paccinongan Unggulan
 


           
                 Output: Meningkatnya motivasi membaca murid
                  Kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan

C.  Hipotesis Tindakan
Penggunaan Media Pembelajaran berupa Buku Cerita Bergambar dapat meningkatkan motivasi membaca nyaring murid kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa.


                                                               BAB III
METODE  PENELITIAN

A.  Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Reserach). Pendekatan Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan sebuah pendekatan yang sangat tepat diterapkan, hanya saja belum banyak penulis yang menggunakan ini. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah perpaduan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Alur Penelitian Tindakan Kelas ini berupa siklus yang mana tiap siklus mencakup perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Menurut Sanjaya (2010: 54) PTK ini dinamakan model siklus karena model ini lebih menonjolkan kegiatan yang harus dilaksanakan penulis dalam setiap kali putaran.
B.  Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa.  Lokasi sekolah ini berada di pinggir kota namun sudah dilengkapi dengan berbagai macam sarana dan prasarana yang memadai.
Subjek penelitian ini adalah murid Kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan yang  terdiri atas 12 murid laki- laki dan 16 murid perempuan dengan total murid keseluruhan 28 orang murid.
C.  Fokus Penelitian
Permasalahan muncul dengan kurangnya motivasi membaca murid Kelas 1 yang berdampak pada lambannya perkembangan kemampuan membaca mereka. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada permasalahan sebagai berikut:
1.    Meneliti pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Buku Cerita Bergambar dalam upaya meningkatkan motivasi membaca murid kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa.
2.    Meneliti hasil pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media Buku Cerita Bergambar dalam upaya meningkatkan motivasi membaca murid kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa
D.  Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan terdiri atas dua siklus. Siklus pertama direncanakan akan dilakukan pada pekan pertama Juli 2013. Tiap siklus terdiri atas tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama akan diberikan angket untuk mengukur hasil motivasi awal murid sebelum diberikan tindakan dan sebagai tambahan diberikan tes membaca untuk mengukur kemampuan membacanya. Selanjutnya pada siklus ke dua akan dilaksanakan pada pekan  ketiga Juli 2013. Siklus kedua terdiri atas tiga kali pertemuan dan pada akhir pertemuan akan diberikan post test  dan angket untuk mengukur peningkatan motivasi membaca murid setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan menggunakan media buku cerita bergambar.
Mulyasa. (2009:84) memberikan gambaran siklus penelitian tindakan kelas  sebagai berikut:
Siklus I
1.    Refleksi Awal
Pada tahap ini dilakukan identifikasi rendahnya motivasi murid dalam membaca


2.    Perencanaan Tindakan
Masalah yang ditemukan pada refleksi awal akan diatasi dengan melakukan langkah- langkah perencanaan tindakan, yaitu menyusun beberapa instrumen penelitian berupa: RPP, buku cerita bergambar, soal tes, angket, dan lembar observasi.
3.    Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran dengan menggunakan buku cerita bergambar  berdasarkan RPP dan melakukan observasi terhadap keterlaksanaan RPP dan aktivitas murid.
4.    Observasi, Refleksi dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data- data dan menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari hasil observasi pada siklus pertama. Jika pada siklus ini hasil yang diharapkan belum tercapai maka penelitian dilanjutkan ke siklus kedua.
Siklus II
1.    Perencanaan Tindakan
Perencanaan tindakan berdasarkan refleksi pada siklus I dengan membuat instrumen penelitian berupa: RPP, buku cerita bergambar, soal tes, angket, dan lembar observasi.
2.    Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran dengan menggunakan buku cerita bergambar  berdasarkan RPP dan melakukan observasi terhadap keterlaksanaan RPP dan aktivitas murid.

3.    Observasi, Refleksi dan Evaluasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data- data dan menganalisisnya untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari hasil observasi pada siklus kedua.
E.  Instrumen Penelitian
Penulis menyiapkan beberapa instrumen yang akan digunakan selama penelitian berlangsung, yaitu pre-test berupa teks bacaan dan angket untuk mengukur kemampuan dan motivasi membaca murid dan post-test berupa teks bacaan dan angket untuk mengukur kemampuan membaca murid , RPP, Pedoman Observasi untuk dijadikan standar observasi agar mendapatkan data yang valid dan membantu tercapainya tujuan dari penelitan, dan angket untuk mengukur sikap murid terhadap tindakan yang diberikan.
F.   Teknik Pengumpulan Data
1.    Teknik Pengumpulan Data
Menurut Mulyasa (2009: 183) data penelitian dikumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data yang meliputi: sumber data, jenis data, teknik pengumpulan data, dan instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data
No
Sumber Data
Jenis Data
Teknik
Pengumpulan
Instrumen
1





2


3




4


Murid





Guru


Guru dan Murid



Murid


Jumlah murid yang dapat membaca teks dengan baik pada  pre test dan post test 

Langkah- langkah Pembelajaran

Aktivitas guru dan murid selama proses pembelajaran

Respon murid terhadap media yang digunakan
Mendengarkan bacaan




Observasi dan Rekaman Vidio

Observasi




Penyebaran Kuesioner
Teks bacaan





Pedoman Observasi

Pedoman Observasi



Lembar Kuesioner

G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penulis akan dianalisis agar memperoleh data yang valid untuk disajikan sesuai dengan masalah yang dibahas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga tahapan dalam menganalisis data sebagaimana penulis sadur dari Sugiyono (2008: 234) sebagai berikut.
a.    Reduksi Data
Semua data di lapangan dianalisis sekaligus dirangkum, dipilih hal- hal yang pokok dan difokuskan pada masalah yang pokok yang dianggap penting, dicari tema dan polanya sehingga tersusun secara sistematis dan mudah dipahami.
b.    Display Data
Display data atau penyajian data merupakan teknik yang digunakan oleh penulis agar data yang diperoleh dan jumlahnya banyak, dapat dikuasai dan dipilih secara fisik dan dibuat dalam bagan.
c.    Verifikasi Data
Tahap ini merupakan teknik analisis data yang dilakukan oleh penulis dalam rangka mencari makna data dan mencoba untuk mengumpulkannya. Pada awal kesimpulan data masih kabur, penuh dengan keraguan, tetapi dengan bertambahnya data dan diambil suatu kesimpulan, pada akhirnya akan ditemukan cara mengelola data.
Penelitian analisis secara keseluruhan dilakukan setelah kegiatan pengumpulan data di lapangan dinyatakan rampung dan data diperlukan sudah lengkap. Berikut kriteria penilaian kemampuan membaca murid
Tabel II. Penilaian Membaca nyaring (kelancaran dan ketepatan membaca)

Kegiatan yang dilakukan murid
Skor
Murid membaca nyaring dengan lancar dan tepat
4
Murid membaca nyaring dengan lancar dan kurang tepat
3
Murid membaca nyaring kurang lancar dan tepat
2
Murid membaca nyaring tidak lancer
1

Tabel III. Penilaian Membaca nyaring (menguasai tanda- tanda baca sederhana)

Kegiatan yang dilakukan murid
Skor
Murid menguasai empat tanda baca sederhana (titik, koma, tanda tanya, tanda seru)
5
Murid menguasai tiga tanda baca sederhana
4
Murid menguasai dua tanda baca sederhana
3
Murid menguasai satu tanda baca sederhana
2
Murid tidak menguasai apa- apa
1

Tabel IV. Penilaian Membaca nyaring (menggunakan intonasi suara yang wajar)
Kegiatan yang dilakukan murid
Skor
Murid membaca nyaring dengan menggunakan intonasi suara yang wajar
sehingga makna mudah dipahami
3
Murid membaca nyaring dengan kurang menggunakan intonasi yang
wajar sehingga makna kurang bisa dipahami
2
Murid membaca nyaring dengan tidak menggunakan intonasi suara yang
wajar sehingga makna tidak dapat dipahami
1

Tabel V. Penilaian Membaca nyaring (kejelasan suara)
Kegiatan yang dilakukan murid
Skor
Murid membaca nyaring dengan suara yang jelas
3
Murid membaca nyaring dengan suara yang kurang jelas
2
Murid membaca nyaring dengan suara yang tidak jelas
1

Motivasi murid diklasifikasikan berdasarkan data angket. Data angket mengenai motivasi murid dianalisis dengan menggunakan Skala Likert (Likert Scale) yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel VI. Pengukuran Motivasi menurut Skala Likert
Skor Pernyataan Positif
Kategori
Skor Pernyataan Negatif
10
8
6
4
2
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Tidak Setuju
Sangat tidak setuju
2
4
6
8
10





Penulis menerapkan 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Jika murid menjawab seluruh pernyataan positif dengan sangat setuju dan menjawab seluruh pernyataan negatif dengan sangat tidak setuju, maka murid akan mendapatkan skor 100. Kemudian jika murid menjawab seluruh pernyataan positif dengan sangat tidak setuju dan menjawab seluruh pernyataan negatif dengan sangat  setuju, maka murid akan mendapatkan skor 20. Rata- rata skor berada antara 20 sampai 100 dengan interval 80.

Kategori
Skor
Frekuensi
Persentase
Sangat Termotivasi
85- 100


Termotivasi
69- 84


Cukup Termotivasi
52- 68


Kurang Termotivasi
36- 51


Sangat Tidak Termotivasi
20- 35



Total



Setelah memeriksa angket yang diisi oleh murid, hasil pemeriksaan kemudian diolah dengan menggunakan Skala Likert. Skor yang diperoleh murid tergantung pada pilihan jawaban yang mereka pilih. Total skor kemudian disesuaikan dengan kategori motivasi yang dimiliki murid. Jika murid memiliki skor 85-100, maka dikategorikan sangat termotivasi. Jika murid memiliki skor 69-84, maka dikategorikan termotivasi. Jika murid memiliki skor 52-68, maka dikategorikan cukup termotivasi. Jika murid memiliki skor 36-51, maka dikategorikan kurang termotivasi. Jika murid memiliki skor 20-35, maka dikategorikan sangat tidak termotivasi. Dari pengkategorian tersebut, dapat dilihat berapa murid yang menempati masing- masing kategori dan kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase.

H.  Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ditetapkan indikator kinerja  yaitu penggunaan media  pembelajaran buku cerita bergambar dapat meningkatkan motivasi membaca nyaring murid kelas 1 SDN Paccinongan Unggulan Kabupaten Gowa. 


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
            Hasil dan analisis data penelitian dibuat berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan penelitian tentang motivasi belajar murid dengan menggunakan media gambar telah dilaksanakan di SDN Paccinongan Unggulan, Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.
A.      Motivasi Membaca Nyaring Murid
1.    Analisis Deskriptif  Motivasi Membaca Nyaring sebelum Tindakan
            Data angket menunjukkan bahwa skor rata rata murid sebelum tindakan adalah 38,2 dari skor ideal 100. Skor ini masuk dalam kategori tidak termotivasi. Data menunjukkan  bahwa 0 murid yang sangat termotivasi, 0 murid termotivasi, 7 murid cukup termotivasi, 6 murid tidak termotivasi, dan 15 murid sangat tidak termotivasi. Data ini dapat dilihat pada tabel VIII berikut.
Tabel   VIII Data analisis motivasi murid sebelum diberi tindakan
Kategori
Skor
Frekuensi
Persentase
Sangat termotivasi
85- 100
0
0
Termotivasi
69- 84
0
0
Cukup Termotivasi
52- 68
7
25
Tidak termotivasi
36- 51
6
21,4
Sangat tidak termotivasi
20- 35
15
53,6

Total
28
100

            Berdasarkan Data hasil penilaian kemampuan membaca nyaring murid pada observasi awal adalah Untuk menilai tercapainya nilai KKM murid yaitu 70, maka skor minimal murid dari penilaian membaca nyaring adalah 10,5 (70 X 15 (skor ideal) / 100 ). Berdasarkan penilaian kriteria membaca nyaring di atas, maka ditemukan bahwa  14 murid yang mencapai nilai tuntas atau 50% dari keseluruhan jumlah murid, dan 14 murid lainnya belum tuntas.

2.    Analisis Deskriptif  Motivasi Membaca Nyaring dengan Menggunakan Media Buku Cerita Bergambar Siklus I
a.         Perencanaan Tindakan
            Untuk melaksanakan penelitian ini, peneliti telah mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan selama proses pembelajaran, berupa media buku bergambar, angket, lembar observasi, dan RPP.
Pada siklus ini, peneliti melakukan tiga kali pertemuan, yang mana sebelum pertemuan pertama telah diberikan analisis awal mengenai motivasi membaca murid. Pada pertemuan pertama hingga ketiga pada siklus ini, penulis menerapkan penggunaan media buku cerita bergambar untuk memotivasi murid membaca nyaring.
              Dalam penerapan media buku cerita bergambar ini, diharapkan adanya peningkatan motivasi dan kemampuan membaca nyaring murid
b.        Pelaksanaan Tindakan
1)   Pertemuan Pertama
            Pada pertemuan pertama, murid diberikan bacaan bergambar mengenai anggota tubuh manusia. Murid diminta membaca dengan memperhatikan gambar manusia dan keterangan anggota tubuh. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tanggal  22 Juli 2013.
2)   Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 juli dengan memberikan bacaan bergambar mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan secara fisik. Secara umum model pembelajarannya sama dengan pertemuan pertama

3)   Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga diselenggarakan pada tanggal 5 Agustus. Murid diberikan lembaran dengan ukuran besar dan berwarna agar lebih menarik.
c.    Observasi
            Berdasarkan pada observasi yang dilakukan penulis mendapatkan data sebagai berikut:
a)    Pada tes awal murid nampak malas membaca karena bacaan yang diberikan hanya berupa buku tanpa gambar. Adapun yang membaca nampak lesu dan sebagian yang lainnya sibuk dengan urusan yang lain.
b)   Pada pertemuan pertama, murid nampak sedikit berbeda merespon bacaan karena yang disediakan adalah buku bergambar. Murid terlihat mengamati gambar namun belum fokus pada bacaan namun guru memberikan penjelasan akan jalannya proses pembelajaran.
c)    Pertemuan kedua, murid mulai mengamati gambar dan bacaan secara seimbang. Sebagian murid yang awalnya malas melihat buku bacaan menjadi tertarik untuk memperhatikan.
d)   Pertemuan ketiga, nampak perkembangan yang positif pada murid, termasuk yang sering bolos menjadi hadir dan fokus. Pada pertemuan ketiga ini, diberikan evaluasi mengenai hasil bacaan mereka, baik berupa kecakapan membaca maupun pemahaman dengan hasil bacaan.
d.    Refleksi, dan Evaluasi
            Data dari motivasi membaca murid dapat dianalisa dengan prosedur berikut:

1)   Motivasi
            Data angket menunjukkan bahwa skor rata rata murid pada siklus I adalah 79 dari skor ideal 100. Skor ini masuk dalam kategori termotivasi. Data menunjukkan  bahwa 8 murid yang sangat termotivasi, 15 murid termotivasi, 5 murid cukup termotivasi.
Tabel IX  Data analisis motivasi murid siklus I
Kategori
Skor
Frekuensi
Persentase
Sangat termotivasi
85- 100
8
28,57
Termotivasi
69- 84
15
53,57
Cukup Termotivasi
52- 68
5
17,85
Tidak termotivasi
36- 51
0
0
Sangat tidak termotivasi
20- 35
0
0

Total
28
100
           
            Berdasarkan analisis data pada hasil penilaian kemampuan membaca murid didapatkan bahwa  19 murid yang mencapai nilai tuntas atau 67,85 % dari keseluruhan jumlah murid, dan 9 murid lainnya belum tuntas.
3. Analisis Deskriptif Motivasi Membaca Nyaring Siklus II
a.         Perencanaan Tindakan
            Untuk melaksanakan penelitian ini, peneliti telah mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan selama proses pembelajaran, berupa media buku bergambar, angket, lembar observasi, dan RPP.
Pada siklus ini, peneliti melakukan tiga kali pertemuan sebagaimana pada siklus I. Pada pertemuan pertama hingga ketiga, penulis menerapkan penggunaan media buku cerita bergambar untuk memotivasi murid membaca nyaring.
            Dalam penerapan media buku cerita bergambar ini, diharapkan adanya peningkatan motivasi dan kemampuan membaca nyaring murid yang lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I.
b.        Pelaksanaan Tindakan
1)   Pertemuan Pertama
            Pada pertemuan pertama, murid diberikan bacaan bergambar mengenai kendaraan dan bacaan untuk menganalisa bunyi kendaraan. Murid diminta membaca dengan memperhatikan keterangan gambar. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada tanggal  12 Agustus 2013.
2)   Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus dengan memberikan bacaan bergambar mengenai jenis jenis makanan dan bacaan berisi pentingnya manusia dengan makan.
3)   Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga diselenggarakan pada tanggal 26 Agustus. Murid diberikan lembaran berwarna yang berisi gambar lingkungan alam dan sekitarnya.
c.         Observasi
            Berdasarkan pada observasi yang dilakukan penulis mendapatkan data sebagai berikut:
1)   Pada pertemuan pertama, murid merespon bacaan dengan baik dan bersemangat, mereka sesekali membahas gambar dengan teman sebangkunya.
2)   Pertemuan kedua, murid nampak antusias mulai mengamati gambar dan bacaan secara seimbang. Sebagian murid yang awalnya malas melihat buku bacaan menjadi tertarik untuk memperhatikan.
3)   Pertemuan ketiga, nampak perkembangan yang positif pada murid, termasuk yang sering bolos pada pelajaran membaca menjadi hadir dan fokus. Pada pertemuan ketiga ini, diberikan evaluasi mengenai hasil bacaan mereka, baik berupa kecakapan membaca maupun pemahaman bacaan.
d.         Refleksi, dan Evaluasi
            Data angket menunjukkan bahwa skor rata rata murid pada siklus II adalah 88,78 dari skor ideal 100. Skor ini masuk dalam kategori sangat termotivasi.  Data menunjukkan  bahwa 19 murid yang sangat termotivasi, 8 murid termotivasi, 1 murid cukup termotivasi.
Tabel X  Data analisis motivasi murid siklus II
Kategori
Skor
Frekuensi
Persentase
Sangat termotivasi
85- 100
19
67,85
Termotivasi
69- 84
8
28,57
Cukup Termotivasi
52- 68
1
3,57
Tidak termotivasi
36- 51
0
0
Sangat tidak termotivasi
20- 35
0
0

Total
28
100
           
            Berdasarkan analisis data hasil membaca murid pada siklus II maka didapatkan bahwa 25 murid yang mencapai nilai tuntas atau 89,28% dari keseluruhan jumlah murid, dan 3 murid lainnya belum tuntas. Dengan demikian, standar ketuntasan klasikal tercapai yaitu 70% dari keseluruhan murid.
B.       Hasil Analisis Kualitatif
            Disamping peningkatan motivasi membaca murid dalam pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I dan siklus II tercatat sejumlah perubahan yang terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung. Perubahan tersebut merupakan data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan yang dicatat pada tiap siklus. Berikut ini dalah data perubahan murid selama kegiatan proses kegiatan belajar mengajar.
1.    Kehadiran murid meningkat dari 80 % pada siklus I menjadi 90%  pada siklus II.
2.    Murid yang memperhatikan penjelasan guru pada saat proses pembelajaran meningkat dari 65 % pada siklus I menjadi 90% pada siklus II. Hal ini  disebabkan karena murid menyukai media yang diberikan. Mereka juga menyadari bahwa sebuah aktivitas yang menyenangkan sehingga mereka berusaha memperhatikan setiap penjelasan yang disampaikan oleh guru.
3.     Murid yang melakukan aktifitas negatif selama proses pembelajaran menurun dari 35% pada siklus I menjadi 5% pada siklus II. Hal ini disebabkan karena pada siklus I pertemuan pertama sebagian besar murid tidak memahami kelanjutan pembelajaran, tetapi pada siklus II murid lebih fokus pada pelajaran daripada menggunakan waktu untuk hal negatif.
4.    Murid yang aktif dalam mengerjakan tugas pada saat pemberian tugas meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 85% di siklus II. Hal ini membuktikan bahwa minat dan perhatian murid semakin meningkat dengan metode pembelajran yang disajikan
5.    Murid yang mampu membaca nyaring mengalami penigkatan dari 40% siklus I menjadi 85% di siklus II. Hal ini membuktikan bahwa motivasi murid membaca nyaring meningkat sehingga berpengaruh terhadap kelancaran membacanya.
6.    Murid yang aktif pada saat pemberian tugas semakin meningkat dari 60% pada siklus I menjadi  90% pada siklus II. Hal ini sebabkan karena murid termotivasi akan penghargaan.
C.      Refleksi Terhadap Pelaksanaan Tindakan
1.      Pandangan murid terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia dapat dikatakan mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Hal ini terlihat dari interaksi yang terjadi baik antara murid dengan murid maupun guru dengan murid di kelas.
2.      Pandangan murid terhadap penerapan media buku cerita bergambar, untuk hal ini umumnya murid menanggapi dengan positif. Mereka menganggap bahwa model pembelajaran tersebut memberikan peluang bagi mereka untuk lebih termotivasi membacadan membangun rasa percaya diri dan semangat mereka untuk terampil membaca.
D.      Pembahasan
1.    Motivasi Membaca dengan Menggunakan Buku Cerita Bergambar
            Meningkatkan motivasi membaca murid, terkhusus bagi murid kelas I sekolah dasar yang belum mengenal huruf dengan sempurna, bukan suatu usaha yang mudah sehingga dapat dilaksanakan dengan apa adanya.
            Berdasarkan observasi awal hingga diterapkannya penggunaan buku cerita bergambar di setiap aktivitas membaca murid dapat terlihat dengan sangat jelas perbedaan motivasi murid dalam membaca setiap teks bacaan yang disajikan. Dikatakan murid termotivasi karena sebagian besar murid malas membaca dan sibuk dengan kegiatan lain sebelum diterapkan penggunaan buku cerita bergambar, namun setelah diterapkan penggunaan buku cerita bergambar, hampir seluruh murid antusias menyimak bacaan dan ketika diminta membaca di depan kelas mereka juga melakukannya.
            Sebagaimana fungsi media adalah sebagai perantara yang sangat efektif menyampaikan pesan dari pengirim ke penerima pesan, maka demikianlah halnya dengan media buku cerita bergambar. Dengan memberikan teks bacaan yang dilengkapi dengan gambar yang erat hubungannya dengan bacaan, sangat membantu menyampaikan pesan bacaan kepada murid yang membacanya.
2.    Motivasi Aktivitas Belajar Murid dengan Menggunakan Buku Cerita Bergambar.
            Dari hasil observasi yang dilakukan selama dua siklus dengan menerapkan media buku bergambar memberikan banyak perubahan pada murid antara lain:
a.    Murid lebih termotivasi untuk hadir di kelas dan mengikuti proses pembelajaran.
b.    Murid merasa senang dengan metode yang diberikan karena membuatnya aktif berinteraksi dengan murid yang lainnya.
c.    Murid merasa lebih akrab dengan teman- temannya
d.   Murid mempunyai kepercayaan diri untuk tampil berbicara di depan kelas.
            Di awal pertemuan terdapat kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu masih adanya beberapa murid yang belum beradaptasi dengan model pembelajaran yang diterapkan sehingga masih terlihat gugup dalam aktivitas pembelajaran sehingga suasana kelas belum begitu aktif. Tapi hal ini tidak berlangsung lama karena di akhir siklus I terjadi perubahan pada murid.
            Pada siklus II kendala yang ditemukan di siklus I sudah terkendali terlihat dari semakin meningkatnya minat belajar murid, terkhusus dalam keterampilan membaca dan mampu memahami bacaan dengan benar.
            Berdasarkan pada indikator keberhasilan, murid dikatakan tuntas apabila memperoleh skor minimal 70 dari skor ideal dan tuntas belajar secara klasikal apabila 70% dari keseluruhan jumlah murid mencapai nilai ketuntasan belajar.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.      Simpulan
            Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Media Buku Cerita Bergambar dapat meningkatkan aktivitas belajar dan motivasi membaca nyaring murid Kelas I SDN Paccinongan Unggulan, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
B.       Saran
1.        Diharapkan mengenalkan dan membiasakan murid dengan berbagai macam model media pembelajaran yang dapat memicu semangat membaca murid, salah satunya adalah media buku cerita bergambar.
2.        Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan murid, maka kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam pelajaran Bahasa Indonesia maupun pelajaran lainnya.




DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Suatu pendekatan teoritis psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.

Gambrell. 1996. The Reading Teacher. International Reading Association.

............... Yearbook of the American Reading Forum (online)

Hidayat, Ahmad. 2008. The Effectiveness of Self- Assesment Techniques in Improving Student’s English Speaking Proficiency in PIKIH Program of UIN Alauddin Makassar. Makassar: UIN Alauuddin

Irmin, Soejitno, dkk. 2004. Menjadi Guru yang Bisa Digugu dan Ditiru. Syeima Media

Karmila, Fitri. 2008. The Use of Picture Based Activities to Improve the First Year Students’ Speaking Proficiency at MA Madani Alauddin Pao- Pao.Makassar: UIN Alauddin

Megawangi, Ratna. 2007. Character Parenting Space, Menjadi Orang tua Cerdas untuk Membangun Karakter Anak. Bandung: Read! Publishing House

Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Remaja Rosdakarya

Munanti, Sri. 2012. Upaya Meningkatkan Minat Baca
melalui Media Gambar pada Anak Kelas B Tk Mardirahayu Sendangdawung Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2011/2012. Semarang: IKIP PGRI Semarang (online) (www.http://upaya-meningkatkan-minat-baca-melalui.html, diakses 01 Mei 2013)
          
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Usman, Uzer, Moh. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Safei, Muh.2011. Media Pembelajaran: Pengertian, Pengembangan, dan Aplikasi. Makassar: Alauddin University Press.

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

           Skripsi. 2011. Hubungan Antara Minat Baca dan Kemampuan Memahami Bacaan Murid Kelas V SD            se-gugus II Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta. Yogyakarta.
          
            Sudjana, Nana. Dan Rivai, Ahmad. 2009. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Zainab. 2010. Meningkatkan kemampuan membaca cerita berbahasa Indonesia melalui buku cerita bergambar Big Book di kelas I MI Al Islamiyah Kauman-Bangil. Bangil.(http//: media-cerita-bergambar.htm, diakses pada 26 April 2013)

Wright, Andrew. 2005. Pictures for Language Learning: Cambridge Hand Book for Language Teacher. Cambridge: University Press


Bagikan

Jangan lewatkan

Meningkatkan Motivasi Membaca Nyaring dengan Buku Cerita Bergambar
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.