Bismillahirrahmaanirrahiim
~~~
Sleepy,
efek begadang semalam.
Tapi
tanggung, sedikit lagi ashar.
Harus
cari kesibukan tapi yang tetap nyantai,
dan...yup,
ketemu!☆☆☆
One
of my best waker, NULIS (*.*)
Tapi
tanggung benar waktunya buat nulis,
so
so,
saya repost saja postingan saya beberapa tahun kemarin di FB.
Here
it is (part one)...
~~~
Bismillahirrahmanirrahim.
Di suatu petang, dalam
perjalan pulang selepas kerja.
Berbungkus lapar dan lelah, kami diuji Allah dengan rantai motor yang putus di sebuah gang besar.
Berbungkus lapar dan lelah, kami diuji Allah dengan rantai motor yang putus di sebuah gang besar.
Tak ada pilihan lain selain
menepi dan mengacak acak motor dengan bekal perasaan. Ya, kami hanya berbekal perasaan karena kami tak punya
keterampilan.
Menit berlalu hampir sejam,
tak ada hasil sama sekali.
Satu, dua, bahkan puluhan
mobil dan motor melintasi kami,
Semuanya...”cuek”, tak ada
yang peduli.
***
Pasrah dan sesekali menyebut asma Allah,tiba- tiba sesosok pria mendekati kami, sedikit ngeri, sekilas kulihat ada tatto di kakinya.
Pasrah dan sesekali menyebut asma Allah,tiba- tiba sesosok pria mendekati kami, sedikit ngeri, sekilas kulihat ada tatto di kakinya.
Dia seorang Tukang Bentor.
Pria itu menyapa
“bjsa#jgljh@jhaalhf”
Rabby,,,, beliau bisu!
Tapi kami menangkap bahwa beliau bermaksud menolong kami. Bak ketemu barang istimewa yang lama hilang, senangnya
hati kami.
Kamipun mundur beberapa langkah dan memberinya ruang.
Dengan bahasa isyarat beliau meminta peralatan, tapi tak ada. Kemudian, dengan gerakan cepat, beliau setengah berlari ke suatu tempat mencari pinjaman peralatan,
Kamipun mundur beberapa langkah dan memberinya ruang.
Dengan bahasa isyarat beliau meminta peralatan, tapi tak ada. Kemudian, dengan gerakan cepat, beliau setengah berlari ke suatu tempat mencari pinjaman peralatan,
namun lagi lagi tak ada.
Beliau pun pasrah dan menunjukkan
kami sebuah bengkel.
***
Meski beliau gagal, namun kami menghaturkan terima kasih dan yang
Meski beliau gagal, namun kami menghaturkan terima kasih dan yang
pasti, kami mendoakan kebaikan
atasnya.
***
Solusi paling tepat, mendorong motor ke bengkel meski dengan jarak agak jauh dan harus melawan arus serta dengan kondisi jalanan yang berbatu.
Solusi paling tepat, mendorong motor ke bengkel meski dengan jarak agak jauh dan harus melawan arus serta dengan kondisi jalanan yang berbatu.
Sementara langit tak lagi cerah dan pengeras suara di mesjid
mulai bersahutan, hatipun semakin resah.
Tiba- tiba...“Deg” saya terhenyak sesaat dan langkah saya terhenti,
rasa rasanya ada yang menarik
rok bagian bawah saya, dan saat berbalik untuk memastikan...
Rabby, seorang wanita, taksiran umur 40-an, setengah berjongkok sedang mencabuti duri2 yang tertusuk
di rok saya.
“Maaf
d, banyak duri di roknya, sakit kalau tertusuk”Ucap beliau segera
Mungkin itu duri yang menempel di tempat mogok tadi. Saya berusaha menolak, sungguh segan diperlakukan
seperti itu, namun beliau memaksa dan sayapun pasrah.
“Kenapa motornya didorong d?”
“Oh, rantainya putus bu”
Jawab saya
Beliau segera menghampiri motor
dan meminta izin memeriksa,
“Ini harus dibawa ke bengkel,
mari saya saja yang dorongkan”
Kami menolak tapi sekali lagi beliau memaksa.
“Sebentar, saya tepikan dulu
gerobak saya” kata beliau sembari berputar arah.
Gerobak? Pedagang bakso kah? Penjual jamu? atau gado gado?
Pandangan saya mengikuti beliau dan
masya Allah, beliau seorang pemulung. Gerobak yang ditepikannya adalah adalah
sebuah becak setengah utuh penuh dengan onggokan sampah. Saya amati ibu itu, tubuh
ringkih, amat lusuh dan lecek pakaiannya, dua kancing atas kemejanya telah
lepas dan sebuah topi putih bertengger di kepalanya, namun tenaga dan
semangatnya nampak besar, seakan akan beliau bekerja dengan menanti upah jutaan
rupiah. Ada yang menyesak di dada dan mata terasa hangat.
Dengan sigap beliau mengambil
alih motor, sementara teman saya ikut di belakangnya.
Sesaat saya masih terpaku, apa
yang harus saya lakukan?
Bagaimana dengan hasil memulung ibu itu? Bagaimana jika ada
Bagaimana dengan hasil memulung ibu itu? Bagaimana jika ada
pemulung lain yang
mengambilnya?
Haruskah saya yang
mendorongkannya?
Tapi saya segera beranjak, bukan
berprasangka buruk tapi berhati hati, ini kota besar, modus apa saja mungkin
terjadi.
Kata Bang Napi, WASPADALA...WASPADALAH!!!^^
Yang membuat saya sedikit tak percaya, beliau mendorong motor dengan setengah berlari, jadinya kami tertinggal di belakang.
Kata Bang Napi, WASPADALA...WASPADALAH!!!^^
Yang membuat saya sedikit tak percaya, beliau mendorong motor dengan setengah berlari, jadinya kami tertinggal di belakang.
Dari mana asalnya tenaga itu?
Tak lama, dari jarak 20 meter kami melihat beliau sudah masuk
bengkel, dan belum lagi kami tiba, beliau sudah keluar dengan tergesa gesa dan
hanya berkata “silahkan ditunggu motornya d” lalu segera berlalu seakan akan
tidak memberi kami kesempatan untk berterima kasih atau membalasnya lebih.
Terenyuh, saya membatin...
Bagaimana Allah menggerakkan
hati seorang pria Tukang Bentor yang tidak sempurna untuk menolong kami,
sementara sebelumnya puluhan orang yang mungkin sempurna berlalu tanpa peduli?
Bagaimana Allah menggerakkan
hati seorang wanita pemulung berjongkok di jalan hanya untuk mencabuti duri di
rok seseorang yang tak dikenal dan membantu kami sementara beliau harus meninggalkan hasil memulungnya yang
bisa saja dicuri oleh pemulung lain?
Bagaimana Allah memberinya
tenaga dan semangat yang besar mendorong motor kami, padahal saya yakin kalau
dirinya pasti jauh lebih lelah daripada kami?
Bagaimana Allah menolong kami
dengan perantara seorang Tukang Bentor dan Pemulung, sementara kami sangat
jarang berinteraksi dengan orang2 seperti mereka?
***
Rabby, segala puji bagi-Mu, Engkau mentarbiyah kami dengan sebuah skenario indah di senja hari bahwa pertolongan dan kebahagiaan itu bisa datang dari siapa saja, tak peduli engkau mengenalnya atau tidak, tak peduli engkau pernah memikirkannya atau tidak, tak peduli dalam kaca mata manusia mereka dari kelas rendah atau tinggi, tak peduli engkau meminta bantuannya secara langsung atau tidak.
Maka pelajaran terbesarnya adalah berilah pertolongan semampumu pada SIAPA SAJA yang engkau dapati membutuhkan pertolonganmu, jika engkau gagal maka yakinlah bahwa dia bahagia karena engkau telah peduli padanya.
Rabby, segala puji bagi-Mu, Engkau mentarbiyah kami dengan sebuah skenario indah di senja hari bahwa pertolongan dan kebahagiaan itu bisa datang dari siapa saja, tak peduli engkau mengenalnya atau tidak, tak peduli engkau pernah memikirkannya atau tidak, tak peduli dalam kaca mata manusia mereka dari kelas rendah atau tinggi, tak peduli engkau meminta bantuannya secara langsung atau tidak.
Maka pelajaran terbesarnya adalah berilah pertolongan semampumu pada SIAPA SAJA yang engkau dapati membutuhkan pertolonganmu, jika engkau gagal maka yakinlah bahwa dia bahagia karena engkau telah peduli padanya.
.......dan termasuk tolong
menolong di dalamnya adalah mendo’akan SIAPA SAJA yang engkau lihat butuh
dido’akan karena itulah sebaik baik pertolongan dan memberi nasihat bil hikmah
pada saudaramu yang engkau lihat membutuhkannya, meskipun ia tidak memintanya.
~~~~~~~~~~~~~~~
☝☝☝Repost pengalaman
pribadi saya tahun 2013 silam, dengan sedikit perbaikan ejaan,
Sekian & Terima Kasih
Saturday, November
26, 2016~ 03.36 p.m. @ ??
Bagikan
Cerita Senja
4/
5
Oleh
Unknown