Jumat, 18 November 2016

Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Metode Soal Cerita


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Dalam penyelenggaraan roda pemerintahan di Indonesia, pemerintah menempatkan pendidikan sebagai salah satu agent pembangun peradaban. Pemerintah mencanangkan wajib belajar sembilan tahun dan telah berlaku di beberapa daerah pendidikan gratis yang tak lain tujuannya adalah agar anak bangsa dapat mengenyam pendidikan yang layak untuk masa depan mereka.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa. Kajian di berbagai negara menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa. Di Indonesia, pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia dan masyarakat Indonesia yang demokratis, religius, mandiri, bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan keunggulan masyarakat di berbagai bidang. Berbicara mengenai pendidikan tidak lepas dari pembicaraan bangku atau jenjang pendidikan dan materi pendidikan. Di antara sekian materi pendidikan yang tersedia, materi Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi yang mendapatkan perhatian besar untuk mendapatkan reinforcement (pengembangan). 
Dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, Republik Indonesia (2005: 8) menyatakan sebagai berikut.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Fungsi dari tujuan pendidikan tersebut di atas sejalan dengan prinsip Islam yang mengajarkan kepada manusia untuk menuntut ilmu mulai dari buaian hingga liang lahad. Disamping itu, manusia telah diberikan akal oleh Allah agar mereka menjadi cerdas yang dari kecerdasan itu, manusia dapat memilih jalan kebaikan. Manusia diberi Allah kecerdasan, di antaranya daya ingat yang tajam, sistematika dalam berfikir dan merumuskan persoalan, menyikapi persoalan secara sederhana, dan lain sebagainya. Kecerdasan ini pula yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Berbicara mengenai pendidikan, topiknya selalu tidak terlepas dari masalah hasil belajar atau prestasi murid. Di antara masalah tersebut yang paling nampak adalah rendahnya hasil belajar yang diperoleh murid. Secara khusus, penulis mengangkat masalah rendahnya hasil belajar matematika yang banyak terjadi di setiap jenjang pendidikan di Indonesia, khususnya di SD Negeri Tanggul Patompo 1, Kecamatan Mamajang, Makasssar. Hasil belajar matematika murid kelas III di sekolah tersebut dinyatakan masih rendah.  Berdasarkan observasi pengamatan yang dilakukan pada tanggal 11 Bulan Oktober ditemukan bahwa pencapaian nilai KKM murid rendah yaitu 58 dari standar KKM 75.
Tantangan guru dalam mengajar akan semakin kompleks. Murid saat ini cenderung mengharapkan gurunya mengajar dengan lebih santai dan dapat menarik minat mereka. Persoalannya adalah guru sering kali kurang memahami bentuk- bentuk metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses mengajar. Ketidakpahaman itulah yang membuat banyak guru secara praktis hanya menggunakan metode konvensional, sehingga murid merasa jenuh, bosan, dan malas mengikuti pelajaran.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman mengajar, kondisi pembelajaran matematika murid Kelas III di SD Negeri Tanggul Patompo 1, diketahui bahwa guru kelas masih melaksanakan pembelajaran dengan menyajikan pelajaran secara monoton tanpa ada upaya penyesuaian dengan keadaan murid di kelas tersebut. Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak dapat dibiarkan terus menerus. Oleh karena itu, penulis mencoba menyesuaikan metode mengajar dengan gaya belajar murid sebagaimana yang dewasa ini berkembang pendidikan berkarakter yaitu guru mengikuti gaya belajar murid, bukan sebaliknya. Penulis dalam hal ini mencoba mengaplikasikan pembelajaran matematika dengan menggunakan pola soal cerita dalam upaya meningatkan prestasi belajar murid.
Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk kalimat sehari hari dan umumnya merupakan aplikasi dari konsep matematika yang dipelajari . Soal cerita mempunyai karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
1.    Soal dalam bentuk ini merupakan suatu uraian yang memuat satu atau beberapa konsep matematika sehingga murid ditugaskan untuk merinci konsep- konsep yang terkandung dalam soal tersebut. Umumnya uraian soal merupakan aplikasi konsep matematika dalam kehidupan sehari- hari atau keadaan nyata, sehingga murid seakan akan menghadapi keadaan sebenarnya.
2.    Murid dituntut menguasai materi tes dan bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan yang baik dan benar.
3.    Baik untuk menarik hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki murid dengan materi yang sedang dipikirkannya.  
            Penulis merumuskan sebuah judul untuk kemudian penulis tindak lanjuti dengan melaksanakan penelitian dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan karena melihat adanya permasalahan pembelajaran dalam sebuah kelas yang subjek penelitiannya adalah murid di kelas itu sendiri. Adapun rumusan judul tersebut adalah” Penerapan Metode Soal Cerita  dalam Meningkatkan Prestasi Matematika Murid Kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1, Kecamatan Mamajang, Makassar”
B.     Masalah Penelitian
1.    Identifikasi Masalah
Merujuk pada bahasan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka  ditemukan identifikasi masalah berikut:
a.    Rendahnya hasil belajar matematika murid dikarenakan oleh rendahnya motivasi belajar mereka dalam proses pembelajaran
b.    Salah satu sebab rendahnya motivasi belajar murid adalah suasana pembelajaran yang monoton dan terkesan terselenggara dengan apa adanya. Guru tidak menciptakan iklim yang menyenangkan dalam kelas yang sesuai dengan gaya belajar murid, melainkan murid yang dituntut mengikuti gaya mengajar guru.

2.    Alternatif Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah rendahnya prestasi matematika murid Kelas III SD NEGERI Tanggul Patompo 1, Kecamatan Mamajang, Makassar dengan menerapkan metode soal cerita.
3.    Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan alternatif pemecahan masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan Metode Soal Cerita dapat menigkatkan prestasi matematika murid Kelas III SD NEGERI Tanggul Patompo 1, Kecamatan Mamajang, Makassar.

C.    Tujuan Penelitian
Penelitian ini  dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi matematika murid Kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1, Kecamatan Mamajang, Makassar melalui penerapan metode soal cerita.

D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis
            Dalam setiap penelitian, diharapkan adanya manfaat yang dapat diambil oleh beberapa pihak. Adapun manfaat bagi peneliti sendiri adalah penelitian ini meningkatkan kreativitas dalam upaya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi murid.

2.      Manfaat Praktis
a.    Bagi murid, pengalaman belajar matematika dengan metode soal cerita akan menjadi pengalaman yang sangat menarik dan bermakna karena terkait dengan kehidupan sehari- hari.
b.    Bagi guru, pengalaman mengajar matematika dengan menggunakan metode soal cerita ini dapat digunakan sebagai upaya perbaikan dan inovasi pembelajaran untuk menciptakan murid yang cinta belajar sebagai efek dari suasana pembelajaran yang menyenangkan.
c.    Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi perkembangan kualitas sekolah dengan meningkatnya kualitas murid dalam meningkatkan hasil belajar mereka di sekolah tersebut.
d.   Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi pengalaman yang menarik dan sebagai jalan untuk lebih inovatif dan memberi perhatian yang dalam mengenai peningkatan hasil belajar murid.





BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.  Teori- teori Pendukung dan Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap literatur- literatur yang relevan dengan objek kajian dalam penelitian ini, penulis akan menyebutkan beberapa referensi baik yang penulis kutip dari buku maupun karya ilmiah yang relevan.
1.    Teori- teori Pendukung dan Penelitian yang Relevan
Pertama, James (2008: 113) dalam bukunya menyatakan sebagai berikut.

The skill and strategies needed for successful mathematical problem solving develop form the preschool years, when children develop an understanding of the base- 10 numerical system. During this early years, they tipically develop the “number sense” needed to processand manipulate numerical information. In primary school, chidren continue to acquire mathematical knowledge and skill and are exposed to a variety of math problems requiring addition and subtraction opetarions.

James mengatakan bahwa keahlian dan strategi dibutuhkan untuk mengembangkan pemecahan masalah terhadap masalah matematika untuk usia pra sekolah, ketika anak- anak mengembangkan pemahaman tentang sistem penomoran. Selama usia dini ini, mereka tipikalnya mengembangkan makna dari penomoran. Adapun pada sekolah dasar, murid berkembang untuk mendapatkan pengetahuan dan keahlian matematika dan terekspos pada masalah penjumlahan dan pengurangan
Kedua, Nata (2011) dalam bukunya yang berjudul Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran yang diterbitkan oleh Kencana Prenada Media Group membahas tentang komponen strategi pembelajaran serta metode pembelajaran kooperatif dan interaktif.
Ketiga, Sudjana (1988) dalam Rohani (2004)  menjelaskan bahwa  strategi mengajar/pengajaran adalah taktik  yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar  (pengajaran) agar dapat mempengaruhi  para murid untuk dapat mencapai tujuan pengajaran  secara lebih efektif dan efisien.
            Keempat, Pramudito(2008) dalam skripsinya yang berjudul hubungan gaya belajar siswa dengan memecahkan masalah soal cerita matematika menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara tipe gaya belajar murid dengan kemampuan murid dalam menyelesaikan soal cerita matematika.
2.      Metode
            Kata metode menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008: 1022) berarti:
a.    Cara yang teratur berdasarkan pemikiran yang matang untuk mencapai maksud (ilmu pengetahuan)
b.    Cara kerja yang teratur dan bersistem untuk dapat melaksakan suatu kegiatan dengan mudah guna mencapai maksud yang ditentukan.
            Abdul Madjid (2008:132) dalam bukunya menyebutkan pengertian metode merupakan rencana menyeluruh tentang penyajian materi ajar secara sistematis dan berdasarkan pendekatan yang ditenukan.
3.      Prestasi
            Prestasi memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:
a.    Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008: 151) prestasi diartikan dengan suatu hasil yang dicapai, hasil kerja, penghargaan dan kemampuan.
b.    Djamarah (1994: 20-21) mendefenisikan prestasi dengan apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
            Penulis menyimpulkan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang memuaskan yang dicapai setelah melalui upaya yang maksimal. Pengertian prestasi senada dengan hasil belajar.
Sudjana (2009: 45) dalam bukunya membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : a) keterampilan dan kebiasan, b) pengetahuan dan pengertian, c) sikap dan cita-cita. Ketiganya dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah.
Djamarah dan Zain (2002: 121) mengemukakan bahwa setiap proses belajar selalu menghasilkan hasil belajar. Masalah yang dihadapi adalah sampai dimana hasil belajar yang telah dicapai. Proses belajar tidak mungkin dicapai begitu saja, banyak faktor yang mempengaruhi sehingga seorang anak mampu mencapai hasil atau keberhasilan dalam belajar.
4.      Soal Cerita
            Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai metode soal cerita pada latar belakang masalah, diketahui bahwa metode ini merupakan metode yang sangat tepat diterapkan pada pembelajaran matematika yang secara umum dikonotasikan sebagai mata pelajaran yang paling rumit dan membosankan dalam pandangan sebagian besar murid.
            Murid sekolah dasar yang mana masih berada pada kisaran usia delapan sampai sembilan tahun masih tergolong kategori anak anak yang dikenal pada umumnya menyenangi bacaan yang dikemas dalam bentuk cerita sehari- hari.
            Disadur dari sumber internet, kelebihan metode soal cerita dapat dilihat sebagai berikut:
a.         Soal dalam bentuk ini dapat digunakan untuk menilai proses berfikir murid sekaligus akhirnya.
b.     Meningkatkan kreativitas dan aktivitas murid karena soal cerita menuntut murid berfikir secara sistematik dan mengaitkan fakta- fakta yang relevan.
c.      Murid akan mengetahui kegunaan dari konsep matematika yang dipelajarinya karena diterapkan langsung dalam kehidupan sehari- hari.
            Metode soal cerita tidak hanya memiliki kelebihan namun juga memiliki kekurangan yaitu sebagai berikut:
a.       Perlu kajian secara mendalam dan cermat sebelum menentukan jawaban sehingga murid terpaku pada pokok masalah yang cukup panjang dan kompleks.
b.        Memerlukan waktu yang relatif lama dalam mengerjakannya.
c.    Bahasa dan kalimat yang digunakan kadang- kadang kurang tepat (tidak efisien dan efektif) sehingga membingungkan dan menimbulkan salah tafsir bagi murid.
            Melihat kelemahan dari penerapan metode soal cerita di atas, maka guru perlu untuk mengantisipasinya dengan memperhatikan tingkat kemampuan memahami bahasa murid agar tujuan dari penerapan metode soal cerita ini dapat terlaksana.
Hasil penelitian ini relevan dengan apa yang penulis paparkan sebelumnya bahwa penerapan soal cerita tepat diterapkan dalam pembelajaran matematika karena ia cenderung sesuai dengan gaya belajar murid.
Dari beberapa literatur pendukung di atas, penulis melihat bahwa pembelajaran dengan soal cerita dapat meningkatkan prestasi murid karena menghasilkan proses pembelajaran yang menyenangkan dan terkait dengan keseharian murid.

B.  Kerangka Pikir
Pokok masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah penerapan metode soal cerita  untuk meningkatkan hasil belajar matematika murid kelas III sekolah dasar. Guru dan murid merupakan faktor penentu dalam proses pembelajaran, oleh karena itu, dalam rangka melaksanakan pembelajaran yang efektif di dalam kelas, keterlibatan guru dan seluruh murid secara aktif menjadi sesuatu yang mutlak diupayakan.
            Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dalam pandangan sebagian besar murid adalah mata pelajaran yang sangat sulit dan membosankan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan mata pelajaran tersebut, dalam hal ini penulis memilih menggunakan metode soal cerita. Untuk lebih sederhananya dapat dilihat pada bagan berikut.


Bagan 1. Kerangka Pikir

Metode mengajar konvensional dan
monoton

Penerapan Metode
Soal Cerita dalam kelas PT

Murid kurang termotivasi untuk belajar

Hasil belajar matematika murid
Kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1 Kecamatan Mamajang,
rendah

Prestasi matematika murid Kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1 Kecamatan Mamajang meningkat






C.  Hipotesis Tindakan
Penggunaan Metode Soal Cerita dapat meningkatkan prestasi matematika murid kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1 Kecamatan Mamajang, Makassar.

  

BAB III
METODE  PENELITIAN
A.  Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Reserach) karena fokus pada permasalahan pembelajaran pada satu kelas dengan.
Alur Penelitian Tindakan Kelas ini berupa siklus yang mana tiap siklus mencakup tahapan 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi dan 4) Refleksi. Menurut Sanjaya (2010: 54) PTK ini dinamakan model siklus karena model ini lebih menonjolkan kegiatan yang harus dilaksanakan peneliti dalam setiap kali putaran.

B.  Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Tanggul Patompo 1 Kecamatan Mamajang, Makassar. Lokasi sekolah ini tepatnya berada di jalan Cendrawasih Makassar. Sekolah ini telah telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya pembelajaran dengan baik.
Subjek penelitian ini adalah murid Kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1 Kecamatan Mamajang, Makassar dengan asumsi bahwa murid tersebut memiliki prestasi  matematika yang rendah karena kurangnya motivasi dalam mempelajari mata pelajaran tersebut. Adapun kelas yang akan penulis teliti terdiri atas 25 orang murid yang mana terbagi atas 18 orang laki-laki dan 32 orang perempuan.

C.  Faktor yang Diselidiki
Permasalahan ini muncul dengan kurangnya motivasi belajar murid pada mata pelajaran matematika yang berdampak pada rendahnya prestasi mereka. Oleh karena itu, faktor yang diselidiki adalah sebagai berikut:
1.    Faktor proses, yaitu meneliti aktivitas murid kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1 Kecamatan Mamajang, Makassar selama proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Soal Cerita.
2.    Faktor hasil, yaitu meneliti prestasi murid kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1 Kecamatan Mamajang, Makassar setelah diajar dengan menggunakan Metode Soal Cerita.

D.  Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Siklus pertama tetrdiri atas tiga kali pertemuan yang mana pada pertemuan pertama akan diberikan pre test  untuk mengukur prestasi awal murid sebelum diberikan tindakan. Selanjutnya dilanjutkan dengan siklus ke dua yang juga terdiri atas tiga kali pertemuan dan pada akhir pertemuan akan diberikan post test untuk mengukur peningkatan prestasi matematika murid setelah diberikan tindakan
Mulyasa (2008: 84) dalam bukunya Penelitian Tindakan Kelas memberikan gambaran tentang prosedur penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1.    Perencanaan Tindakan
Langkah- langkah perencanaan tindakan yaitu menyusun beberapa instrumen penelitian berupa:
a.   Menelaah aktivitas guru matematika Kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1, Kecamatan Mamajang, makassar.
b.        Menyiapkan RPP yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
c.    Menyiapakan soal tes sebagai pre test untuk mengukur prestasi awal murid sebelum tindakan penelitian.
d.        Menyiapkan lembar observasi sebagai instrumen penelitian saat penelitian berlangsung.
2.    Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program pembelajaran dengan menggunakan soal cerita  berdasarkan RPP.
3.    Observasi
Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data- data dari sumber data dengan instrumennya masing- masing untuk kemudian dianalisa pada tahap refleksi.
4. Refleksi
Pada tahap ini, hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dianalisis dan kemudian mengamati sisi- sisi yang masih kurang atau belum tercapai untuk dapat menentukan aktivitas yang akan diterapkan pada siklus berikutnya.
Untuk lebih jelasnya, penulis gambarkan prosedur penelitian Penelitian Tindakan Kelas merujuk pada apa yang dijabarkan oleh Mulyasa (2009:84). Gambaran tersebut adalah sebagai berikut:


Skema 1. Siklus PTK

Perencanaan Tindakan I

Refleksi I
                                                                              

Observasi, Refleksi, dan Evaluasi I

Pelaksanaan Tindakan

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II

Observasi, Refleksi, dan Evaluasi II


Prencanaan Tindakan III III


Observasi, Refleksi, dan Evaluasi III


Pelaksanaan Tindakan III






Solusi, Penemuan, dan Kesimpulan


E.  Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, disiapkan instrumen berupa tes dan lembar observasi.
1.   Tes merupakan instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar atau prestasi murid. Dalam penelitian ini murid akan diberikan tes berupa pre-test  untuk mengukur prestasi awal  matematika murid dan post-test untuk mengukur hasil belajar matematika murid setelah diterapkan tindakan dengan metode Soal Cerita.
2.   Lembar  Observasi merupakan instrumen untuk mengadakan pengamatan terhadap aktivitas dan kreativitas murid dalam pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas

F.   Teknik Pengumpulan Data
Dalam menganalisis data hasil penelitian, peneliti tidak hanya menilai aspek kuantitatif akan tetapi juga menilai aspek kualitatif.
1.      Analisis data kuantitatif.
            Yang dimaksud dengan analisis data kuantitatif adalah analisis data murid yang berupa hasil tes dan terkait dengan angka. Data yang dianalisis adalah data hasil belajar yang merupakan hasil evaluasi di setiap siklus yang dilakukan.
2.      Analisis data kualitatif
Yang dimaksud dengan analisis data kualitatif adalah analisis data murid terkait dengan motivasi, sikap, minat dan kualitas kepribadian murid setelah menerima tindakan.
Data yang diperoleh dari peneliti akan dianalisis agar memperoleh data yang valid untuk disajikan sesuai dengan masalah yang dibahas. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tiga tahapan dalam menganalisis data sebagaimana penulis sadur dari Sugiyono (2008: 234) sebagai berikut.
1.  Reduksi Data. Semua data di lapangan dianalisis sekaligus dirangkum, dipilih hal- hal yang pokok dan difokuskan pada masalah yang pokok yang dianggap penting, dicari tema dan polanya sehingga tersusun secara sistematis dan mudah dipahami.
2.    Display Data. Display data atau penyajian data merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti agar data yang diperoleh dan jumlahnya banyak, dapat dikuasai dan dipilih secara fisik dan dibuat dalam bagan.
3.  Verifikasi Data. Tahap ini merupakan teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari makna data dan mencoba untuk mengumpulkannya. Pada awal kesimpulan data masih kabur, penuh dengan keraguan, tetapi dengan bertambahnya data dan diambil suatu kesimpulan, pada akhirnya akan ditemukan cara mengelola data.

G. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui keberhasilan penelitian ini ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut:
1.      Penggunaan Metode Soal Cerita dapat meningkatkan prestasi matematika murid kelas III SD Negeri Tanggul Patompo 1, Kecamatan Mamajang, Makassar.
2.       Adanya peningkatan hasil belajar murid, yaitu minimal 85% murid yang mencapai nilai hasil belajar tuntas (KKM = 75)  dari keseluruhan jumlah murid dalam kelas.
            Peneliti menggunakan penilaian pada murid dengan berpedoman pada Depdiknas (2010: 11) pedoman penilaian dengan menggunakan lambang bintang, apabila murid berkembang sangat baik, guru akan memberi nilai ****, apabila murid berkembang sesuai harapan, maka guru memberi nilai ***, apabila anak baru mulai berkembang maka diberi nilai **, dan apabila murid belum berkembang maka guru memberinya nilai dengan lambang bintang  *.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

mcden13.files.wordpress.com bab ii polya

James, Amy. 2008. School Success for Children with special needs, everything you need to know to help your children learn. US of Amerika: john wiley & Sons, inc

Madjid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Remaja Rosdakarya

Nata, Abudin. 2011. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Kencana

Pramudito, Okki. Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Memecahkan Soal Cerita Matematika bagi Siswa Kelas VIII SLTP 2 Pandak Bantul. 2008. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. (Online http://archieve.eprints.uad.ac.id.psikologi pendidikan)

Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sudjana, Nana. 2009. Cara Belajar Murid Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005.Yogyakarta: Pustaka Belajar.




















                                                                                      



















Bagikan

Jangan lewatkan

Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Metode Soal Cerita
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.