Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’alaikum wa Shabaahul
khair.
Pagi
yang indah,
Tak
hanya seru oleh deru kendaraan yang sedari subuh bolak balik kayak setrikaan,
Tapi
juga ramai oleh irama rintik hujan. ☔
~~~
O.K.
next, tahu naik sepeda tidak?
Survey
membuktikan, 8 dari 10 responden yang saya tanya menjawab “Ya”.
Ternyata
masih ada 2 yang menjawab “tidak”, salah satunya adalah SAYA (*-*)
Yup, riding a bicycle is a very
very difficult thing for me.
I wonder, when will I be able
to do that.
I do hope, someday, I will.
So,
haruskah saya membenci sepeda?
Big No!!!
Saya
sangat suka sepeda.❤
Saya
menyukainya dari sudut pandang manapun saya memandangnya.
☄Secara
fisik, ia manis dan sederhana.
Andaikata ia manusia, tak bosan saya
memandangnya ^.^
☄Secara
kepribadian,he he, ia tenang [sekencang
apapun dikayuh, ia tetap nampak tenang], kalem [tidak menciptakan polusi suara],
pemalu [selalu berjalan di tepi] dan tidak banyak tuntutan alias qanaah ^.^ [ndk minta jatah bensin, oli, lampu,
dan sebagainya].
Andaikata ia manusia, adem senantiasa hati saya berada di dekatnya.
☄Secara
psikologi, ia senantiasa memberi
motivasi. Ia senantiasa berkata, “Kayuh terus, pelan- pelan saja, sepanjang engkau
tidak berhenti, engkau akan tiba pada tujuanmu. Jangan terperdaya oleh motor
dan mobil yang kelihatan enteng melaju kencang di sampingmu. Sejatinya,
keberhasilan itu adalah apa yang engkau capai setelah engkau berpayah- payah
lebih dahulu".
Andaikata ia manusia, saya akan selalu mencari optimisme hidup dalam
dirinya.
☄Secara
manfaat, tak ada yang meragukannya.
Tak heran ia menjadi salah satu cabang olah raga yang mendunia. Bersepeda
sangat bagus untuk kesehatan jantung dan pembentukan tubuh, serta melatih
menguatkan otot- otot.
Andaikata ia
manusia, badan saya akan senantiasa bugar jika jalan bareng dengannya.
☄Secara
seni, bagi saya, ia seniman sejati. Menyatukan
ritme otak, tangan, dan kaki bukan hal mudah untuk dilakukan, ia adalah sebuah
seni. Mempelajarinya, mengajarkan kesabaran, ketekunan, ketenangan, dan
ketidakputusasaan. Belajar bersepeda, Jatuh
bangun sudah pasti akan terjadi, tapi ia bukan hal yang memilukan, justru lucu
dan menyenangkan.
Andaikata ia
manusia, hal- hal manis akan selalu saya dapatkan darinya.
Benar
kan??? Dari sudut pandang manapun, saya jatuh hati padanya. ❤❤❤
Tapi...,
itu dia..., saya belum ditakdirkan mampu mengendarainya, hiks hiks (-_-‘)
Flash
back
Dahulu,
di rumah ada sepeda, tapi bukan sepeda saya, melainkan sepeda kakak. Bapak
sangat menjaga saya dari permainan yang ala- ala maskulin. Sebaliknya, bapak
memanjakan saya dengan permainan yang dapat meningkatkan naluri kewanitaan.
Tapi
masalahnya, tak seorang perempuanpun di rumah yang bisa saya ajak main, saya
dikelilingi sodara laki- laki yang mainannya sudah pasti bukan boneka dan alat-
alat dapur. Maka, ketika bapak ngantor
atau dinas ke kota, jadilah saya Wonder Woman ☺☺☺, berbaur dengan kakak2 saya bersama teman-
teman mereka, bermain bersama.
Satu-
per satu mainan kakak saya ikuti, semuanya bisa, malah saya bisa dapat rekor
muri panjat pohon cengkeh tetangga yang paling cepat dan sampai ke puncak,
hehehe. Tapi, Sepeda Oh Sepeda, mengapa dia sama sekali enggan untuk saya
kendarai. Padahal, ketika saya dibonceng kakak di bagian depan sepeda, saya
bermimpi mimpi melakukannya sendiri.
Tak
jarang, ketika sepeda nganggur di gudang rumah, saya berlatih sendiri. Tapi
seberapa kalipun saya trial error,
hasilnya tetap = error, hihihi.
Paling susah pada bagian mengayuh pedal sepeda. Itu... rasanya seperti ada batu gunung yang menggantung di kaki seberat 10 Kg.
Pernah
sekali, saya beranikan diri melajukan sepeda dari ketinggian, tidak perlu dikayuh, sepedanya
jalan terus, saya bisa seimbang...sedikit lagi sukses, tapi ya...sedikit lagi,
bukan berarti sudah sukses, sebab saya terlambat putar setir. Putarnya setelah
lewat jalan masuk rumah alias nyungsep ke got, duh!.
Luka?
IYA
Nangis?
TIDAK
Masih
berani coba? IYA
Once again, saya coba lagi, dengan star
dan tujuan yang sama. Benar saja, saya berhasil mutar tepat masuk di halaman
rumah. Senaaang rasanya, saking senangnya sampai lupa ngerem dan nyaris tabrak
tembok. Akhirnya yang terjadi adalah rem mendadak dan BRUK, jatuh.
Luka
lagi? IYA
Sudah
nangis? IYA sudah
Masih
mau coba sekali lagi? TIDAK
~~~
Hehehe,
jadilah saya sampai hari ini jahil bin
jahil naik sepeda.
Suka
rada- rada mau belajar lagi kalau lihat ponakan laki2 saya di kampung dengan
lincahnya mutar sana sini. Atau ponakan perempuan saya yang gendut- gendut
berseliweran dengan sepedanya. Tapi sepertinya tidak bakal kesampaian, harapan
tinggal harapan,hehehe.
But, who knows,
Mungkin akan tertulis juga takdir saya memiliki sepeda manis putih kebiru-biruan,
Setiap pagi menyehatkan diri bersamanya,
dan itu akan menjadi salah satu benda paling berharga saya (*^-^*)
Aamyn.
```
Enough romantisme saya bersama sepeda.
Now is time to study, time to read, b'coz reading is a key of the world.
Bye, wassalam.
⌚ 08.30 a.m/ Paccinongan.
Bagikan
Saya & Sepeda
4/
5
Oleh
Unknown